Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010
PERJUANGAN DAN PENGABDIAN KOLONEL INF. ALEX EVERT KAWILARANG I. Awal Perjuangan Bergabung dengan TKR untuk memenuhi panggilan hati mengabdi bagi negeri tercinta Indonesia sehingga sewaktu Letjen Urip Sumohardjo ditunjuk Presiden RI Sukarno untuk membentuk TKR, AE Kawilarang diberi jabatan Wakil Seksi II Komandemen Jawa Barat dengan tugas menyelesaikan masalah Internasional POPDA = (Panitia Oerusan Pengangkutan Djepang dan APWI ( Allied Prisonerss of War and Internees ). Operasi POPDA terjadi setelah pihak Sekutu terhenti gerak majunya dalam pertempuran Surabaya 10 Nopember 1945 dan mulai tanggal 30 November 1945 terpaksa menyerahkan tugas Internasional kepada TKR. Tugas POPDA saat itu antara lain : - Mengangkut sedadu-serdadu Jepang dan Interniran dari tempat pedalaman. Saat itu tercatat 35000 tentara jepang dan 40.000 interniran kebanyakan ibu dan anak kebangsaan belanda. - Mengawal dan membawa makanan ke Bandung untuk APWI. Pada tanggal 31 Januari 1946, AE Kawilarang diangkat sebagai
MERDEKA !! Dengan hormat mengundang Ibu / Bapak / Saudara / Saudari untuk menghadari acara Bedah Buku ALEX KAWILARANG UNTUK SANG MERAH PUTIH yang akan diselenggarakan pada, Hari / Tanggal : KAMIS, 3 Juni 2010 Waktu : 13.30 – 16.30 WIB Tempat : Auditorium Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya 28 A, Jakarta Pusat Kehadiran Ibu/ Bapak / Saudara / Saudari adalah wujud kepedulian akan sejarah perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta, 20 Mei 2010 Hormat Kami, Panitia Bersama, RSVP : 720 3010 , 081 885 5113 Pakaian : TNI / POLRI – PDH Umum – Bebas - Rapih

Profil Komandan Sub Territorial VII Tapanuli / Sumatera Timur Selatan

Gambar
Alex lahir dari sebuah keluarga militer. Ayahnya, A.H.H. Kawilarang, adalah seorang mayor KNIL asal Tondano, sementara itu ibunya, Nelly Betsy Mogot, berasal dari Remboken. Kawilarang, seorang suku Minahasa dari sub-suku Toulour.." Pendidikan Alex menempuh pendidikan dasarnya di sebuah Europeesche Lagere School (ELS), mula-mula di Tjandi, Semarang dan kemudian di Tjimahi, Jawa Barat. Selesai dari situ, ia melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS-V) di Bandoeng, setara dengan SMP/SMA yang lamanya 5 tahun. Selesai dari pendidikan menengahnya, Alex mengikuti jejak ayahnya dan mengikuti pendidikan militer, mula-mula di Corps Opleiding Reserve Officeren (CORO) (Korps Pendidikan Perwira Cadangan KNIL) (1940), yang dilanjutkannya ke Koninklijk Militaire Academie (Akademi Militer Kerajaan) (KMA) darurat di Bandoeng dan Garoet, Jawa Barat (1940-1942). Kelak ia juga sempat mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando AD (SSKAD) di Jakarta. Karier sebagai militer Kawilarang mengawali ka

Agresi Militer Belanda II

Serangan ke Maguwo Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30, siaran radio dari Jakarta menyebutkan, bahwa besok paginya Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr. Beel, akan mengucapkan pidato yang penting. Sementara itu Jenderal Spoor yang telah berbulan-bulan mempersiapkan rencana pemusnahan TNI memberikan instruksi kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan Sumatera untuk memulai penyerangan terhadap kubu Republik. Operasi tersebut dinamakan "Operasi Kraai." Pukul 2.00 pagi 1e para-compgnie (pasukan para I) KST di Andir memperoleh parasut mereka dan memulai memuat keenambelas pesawat transportasi, dan pukul 3.30 dilakukan briefing terakhir. Pukul 3.45 Mayor Jenderal Engles tiba di bandar udara Andir, diikuti oleh Jenderal Spoor 15 menit kemudian. Dia melakukan inspeksi dan mengucapkan pidato singkat. Pukul 4.20 pasukan elit KST di bawah pimpinan Kapten Eekhout naik ke pesawat dan pukul 4.30 pesawat Dakota pertama tinggal landas. Rute penerbangan ke arah timur menuju Maguwo diambil mel